Assalamualaikum...
Di perut tamu, sekejap-sekejap kalih dari skrin television ke buku, atau sebaliknya hingga tengkuk serik membengkok. Tanpa menoleh kertas, tangan masih bisa berlari sendirian mencalit patah kata. Tulang yang berjiran laluan nadi di pergelangan tangan, makin mengeras dan menghitam, sehitam dahi mereka yang rajin bersujud di sepertiga malam. Argh... Begitulah situasi ku menghadapi liku liku perang Final Exam sebelum ini.
Terkenang aku ketika itu , selesai peperiksaan .. Aku menuju ke masjid rumah anak anak yatim berjemaah mendirikan asar ..bagaimana seorang anak kecil tersenyum berlari lari hendak mendirikan solat , membuatkan aku sedikit tersentuh .. Jika derita yang kau tanggung itu ALLAH berikan pada ku, pasti saja aku meronta menangis hampir gila mengenangkan pemergian kedua ibu bapa ku.. Namun dirimu si anak kecil begitu tabah menjalani kehidupan ini..
Sebelum mendirikan solat aku duduk melihat gelagat si kecil mengambil wudhuk.. Saat itu hati ku menyatakan hasrat nya kepada sang fikiran..
" Wahai sang pemikir.. si kecil itu membuatkan aku kepingan gelaran ayah "
Apatah lagi selesai solat tangan ku ini dikucup lembut si kecil , Ku usap dahi nya .. Ya ALLAH jadikan lah anak kecil nie hamba Mu yang soleh.. justeru ku hulur sejumlah wang untuk nya..
Ya ALLAH mohon maaf ku jikalau ku terlampau ego didunia .. Terima kasih syukur ku pada MU akan kehidupan dan hidayah yang kau berikan.. setiap jalan hidupku biar sekecil zarah pun ia punya pengajaran dalam diam... ALhamdullillah...
Begitulah hidup kita di dunia. Seperti yang selalu aku bebelkan pada adik-adikku, hidup di dunia takkan lari dari dua istilah keramat ini. “Terima kasih” dan “minta maaf”. Tanpa terima kasih, jangankan kau layak tegukkan jasa mulia dari orang. Menjilatnya pun cuma mimpi. Tanpa minta maaf, usah dicandu belas hormat seisi bumi di sekelilingmu. Menghidunya saja sudahlah racun. Kedua-duanya adalah jampi mantera yang mesti kau tangkalkan selalu, supaya bisa hidupmu tidak dihurung sepi, atau dikata sedungu sapi. Berterima kasihlah tika selayaknya, mohon maaflah pada tempatnya.
Argh... Aku kepingan gelaran ayah... :)
Ok...stop... hahaha...
.