Assalamualaikum...

Kepada ibu,
Buat julung kali kutitipkan pemberian yang tidak seberapa demi gembirakan dia.
Bersama sedikit hasil dari gaji bulan pertama,
Kusalami tangan Ibu sambil berbisik halus,    

Ambillah ini, Ibu.  

Siapa lagi bisa menebak,
Hati si ibu yang sekonyong-konyong sebak.
Air terjunan matanya lantas tersimbah deras,
Hingga dia sendiri tak bisa menyeka.
Ibu sedia maklum raih bulananku hanya secukup rasa.
Dia malah arif berapa jumlah yang tersisa di dalam poketku.
Dia lagi berkira-kira,
Mengukur jauh mana hala tuju anak-anaknya untuk tahun-tahun yang mendatang.
Lantas soalan Ibu mematikan segala tindakanku,    

Simpananmu bagaimana?

Selirat ragaku meluruh, syahdu,
Saat Ibu menggenggam keras kedua tangannya,
Tanda menolak hadiah dari huluran salamku.
Sungai tangis di pipinya tidak terempang lagi.
Andai kuselami irama sendu itu,
Semestinya dapat kubaca perasaan Ibu,
Bahawa bukan dek kepudaran sudi yang rajukkan rezeki.
Mungkin inilah kalimah yang sedang dibisikkan kepadaku,    

Cita-citamu masih jauh, nak.
Ketahuilah olehmu wahai Ibu,
Anakmu ini sanggup berlapar ke senja demi sekuntum senyum darimu.